Vol. 13 No. 1 (2023): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Articles

Peran Pendampingan Program Keluarga Harapan dan Program BPNT Dalam Penanganan Stunting: Studi Kasus di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Muhammad Belanawane Sulubere
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Published 2024-02-08

Keywords

  • Pendamping PKH dan Bansos Sembako,
  • Pencegahan Stunting

How to Cite

Sabarisman, M., & Sulubere, M. B. (2024). Peran Pendampingan Program Keluarga Harapan dan Program BPNT Dalam Penanganan Stunting: Studi Kasus di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 13(1). https://doi.org/10.33007/ska.v13i1.3333

Abstract

Abstrak: Studi ini meneliti bagaimana Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako membantu mencegah stunting di Kabupaten Bolaang Mangondow Utara. Dalam studi kasus ini, data dikumpulkan dari 30 responden, yang terdiri dari ibu rumah tangga yang memiliki anak balita, pendamping, dan stakeholder dari pemerintahan yang terlibat dalam pencegahan stunting. Pedoman wawancara terstruktur digunakan untuk pengumpulan data, dan analisis data dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan PKH dan Program Sembako membantu mencegah anak balita di Kabupaten Bolaang Mangondow Utara dari stunting. Dalam hal ini, pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak mereka. Selain itu, PKH dan Program Sembako juga dapat meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan dan ketersediaan bahan makanan yang bergizi, terutama bagi keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Untuk memberikan dampak positif yang lebih besar dalam mencegah stunting di Kabupaten Bolaang Mangondow Utara, penelitian ini menyarankan agar pendampingan PKH dan Program Sembako terus dikembangkan dan ditingkatkan. Selain itu, perlu dilakukan lebih banyak inovasi untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan stunting, terutama bagi keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.

Kata Kunci : PKH, Pendampingan, pencegahann stunting, pengetahuan, keterampilan, kesehatan

References

  1. Agustini, Aat. (2014). Promosi Kesehatan. Deepublish.Yogyakarta.
  2. Adhikari, K. R., & Bhandari, S. P. (2015). Stunting in Nepal: A review of the evidence on causes,
  3. consequences and interventions. Annals of the New York Academy of Sciences, 1347(1), 133-145.
  4. Anwar, M., Khomsan, A., Mauludyani, E., & Ekawidyani, T. (2014). Pengaruh Stunting pada
  5. Perkembangan Kognitif, Motorik, dan Bahasa Anak. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2), 111-116.
  6. Aribowo, & Sutiaputri, L. F. (2019). Implementasi Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga
  7. (P2K2) Program Keluarga Harapan (Pkh) Di Komunitas Adat Kampung Kuta, Desa Karang
  8. Paninggal, Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. LINDAYASOS: Jurnal Ilmiah
  9. Perlindungan & Pemberdayaan Sosial, 01.
  10. Bahar, Saafroedin, (1998), Integrasi Nasional, Ghalia Indonesia, Jakarta.
  11. Basri, H. (2014). Using qualitative research in accounting and management studies: not a new agenda.
  12. Journal of US-China Public Administration, October 2014, Vol.11, No.10, 831-838. DOI:
  13. 17265/1548-6591/2014.10.003.
  14. Bappeda Kabupaten Bolaang Mangondow Utara. (2021). Capaian Target dan Kebijakan Penaganan
  15. Stunting Bolmut.
  16. Dahlgren, G., & Whitehead, M. (1991). Policies and strategies to promote social equity in health.
  17. Stockholm: Institute for Futures Studies.
  18. Ghufron, & Risnawati. (2016). Teori-teori Psikologi. Ar-Ruzz. Yogyakarta.
  19. Habibullah, Jayaputra, A., Pudjianto, B., & Muhtar. (2022). Inclusive Finance in Sembako Program: An Overview From Proper Governance Perspective. ASEAN Social Work Journal, 10(2), 24–34
  20. Handoko, (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Bumi Aksara, Jakarta.
  21. Iftinavia Pradinantia. (2023). "Kemensos Sudah Setop Beri Bansos Program BPNT Berupa Barang",
  22. https://tirto.id/gS5m.
  23. Izwardy, Doddy. (2019). Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Stunting di Indonesia. Jakarta:
  24. Direktur Gizi Masyarakat.
  25. JannusTH, Siahaan. (2019). Urgensi Minimalisasi “Stunting”,
  26. https://nasional.kompas.com/read/2019/02/26/18055351/urgensi-minimalisasi-stunting, Jakarta
  27. Jawahir Gustaf Rizal, (2021). Bansos BPNT Rp 200.000 Per Bulan, Siapa Saja yang Berhak Menerima,
  28. Kompas.com,https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/04/142400265/bansos-BPNT-rp200.000-per-bulan-siapa-saja-yang-berhak-menerima, Jakarta
  29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM (2018). Perpres Nomor 59 Tahun 2017, Tentang
  30. Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta
  31. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Buku Saku 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta:
  32. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  33. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Mengenal Apa Itu Stunting
  34. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting. Jakarta
  35. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
  36. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  37. Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2020). Pedoman Umum Program BPNT: Perubahan I Pada
  38. Tahun 2020, Jakarta
  39. Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2022). Pedoman Umum Bantuan Sosial PKH dan BPNT
  40. Tahun 2022, Jakarta
  41. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  42. (2023). Strategi Nasional Pencegahan Stunting 2021-2024. Jakarta: Kementerian Koordinator
  43. Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  44. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Panduan Teknis Intervensi Gizi dalam Pencegahan
  45. Stunting. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  46. Marmot, M. (2005). Social determinants of health inequalities. The Lancet, 365(9464), 1099-1104.
  47. Media Indonesia. (2022). Kemensos Mulai Salurkan Bantuan Program BPNT, Rp600 Ribu Per KPM.
  48. Humaniora. Jakarta. https://mediaindonesia.com/humaniora/472956/kemensos-mulai-salurkanbantuan-program-BPNT-rp600-ribu-per-kpm.
  49. Muhtar, M., Pudjianto, B., & Habibullah, H. (2022). Social approach to stunting prevention in Blora, Central Java, Indonesia. Simulacra. https://doi.org/10.21107/sml.v5i2.15909
  50. Pemerintah Republik Indonesia. (2020). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
  51. Tahun 2020-2024. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
  52. Pembangunan Nasional.
  53. Rahayu, E. S., Sari, M. M., & Hadi, H. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting
  54. pada anak balita di Indonesia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 14(1), 27-34.
  55. Sari, R. P., & Triaswati, E. (2019). Studi etnografi tentang pola asuh keluarga dan penanaman karakter
  56. pada anak di Kampung Pulo, Jakarta. Jurnal Sosiologi Indonesia, 43(1), 77-89.
  57. Siahaan.J.T.H, (2019). Urgensi Minimalisasi "Stunting". Sumber : https://nasional.kompas.com/read/
  58. /02/26/18055351/urgensi-minimalisasi-stunting?
  59. Siti Nadia Tarmizi. (2023). Waspada 4 Masalah Gizi Ini Anak Beresiko Anak Jadi Stunting,
  60. sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230127/1442287/waspada-4-masalah-gizi-iniberisiko-anak-jadi-stunting, Jakarta
  61. World Health Organization (2008). Closing the gap in a generation: Health equity through action on
  62. the social determinants of health ISBN: 978-92-4-156370-3. Organisasi Kesehatan Dunia.
  63. World Health Organization, (2012). Annual Report. Sumber :
  64. https://corporate.target.com/media/TargetCorp/annualreports/content/download/pdf /AnnualReport.pdf?ext=.pdf. Diakses 20 Januari 2021
  65. Yusuf, M. (2017). Peran Pendamping dalam Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 5(3),
  66. -374.