Vol. 14 No. 1 (2024): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Articles

Praktik Anti-Opresi pada Lembaga Pelayanan bagi Penyandang Disabilitas

Nurliana Cipta
Pusdi CSR, Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, FISIP Universitas Padjadjaran, Jawa Barat, Indonesia
Hadiyanto Rachim
Pusdi CSR, Kewirausahaan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat FISIP Universitas Padjadjaran

Published 2024-12-23

Keywords

  • Model Sosial,
  • Disabilitas,
  • Layanan Promotif,
  • Anti-opresi

How to Cite

Cipta, N., & Rachim, H. (2024). Praktik Anti-Opresi pada Lembaga Pelayanan bagi Penyandang Disabilitas . Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 14(1). https://doi.org/10.33007/ska.v14i1.3397

Abstract

Ketidakadilan sosial yang dialami populasi disabilitas di berbagai rentang umur diperparah dengan kurangnya pelayanan lintas umur dan lintas jenis disabilitas yang disediakan baik itu oleh pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Lembaga penyedia layanan bagi populasi disabilitas mayoritas masih bersifat karitas dan masih belum berubah dari model tradisional ke model sosial. Model sosial memandang fenomena disabilitas sebagai suatu kondisi yang dipengaruhi oleh struktur fisik lingkungan, perilaku sosial serta nilai budaya yang berkembang mengenai populasi disabilitas. Tujuan penulisan adalah untuk menggambarkan pelayanan yang ada bagi penyandang disabilitas kemudian dianalisa dari sudut pandang praktik anti-oppressive. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, dengan pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara mendalam dan studi literatur, diperoleh 9 lembaga penyedia layanan bagi populasi disabilitas dan semua memberikan pelayanan yang bersifat rehabilitative. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisa dengan menggunakan sudut pandang teori anti-oppressive. Hasil penelitian menemukan layanan bagi populasi disabilitas masih menggunakan pendekatan model medis dan orang disabilitas menjadi obyek dari layanan. Layanan yang mengubah cara pandang masyarakat terhadap populasi disabilitas, perlu terus digalakkan sehingga tidak ada lagi cara pandang diskriminatif dan perlakuan oppressive yang diberikan kepada populasi disabilitas.

References

  1. Amadasun, S., & Omorogiuwa, T. B. (2020). Applying anti-oppressive approach to social work practice in Africa: reflection of Nigerians BSW students. Journal of Humanities and Applied Social Sciences, 2(3), 197-213.
  2. Apsari, N. C., & Raharjo, S. T. (2021). Orang dengan Disabilitas: Situasi, Tantangan dan Layanan di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 24(3), 159-169.
  3. Baines, D. (2011). Doing anti-Oppressive Practice: social Justice Social Work, 2nd edition. Halifax and Winnipeg: Fernwood Publishing.
  4. Burke, B., & Harrison, P. (2002). Anti-Oppressive Practice. In R. Adams, L. Dominelli, & M. Payne, Anti-Oppressive Practice (pp. 131-139). Basingstoke: Palgrave MacMillan, Ltd.
  5. Cudd, A. (2006). Analyzing Oppression. New York: Oxford University Press.
  6. Dalrymple, J., & Burke, B. (2006). Anti-Oppressive Practice: Social Care and the Law. London: Open University Press.
  7. Dominelli, L. (2002). Anti-Oppressive Social Work Theory and Practice. London: Palgrave MacMillan.
  8. Fathimah, K., & Apsari, N. C. (2020). Aksesibilitas Sebagai Bentuk Kemandirian Disabilitas Fisik Dalam Mengakses Fasilitas Pelayanan Publik Ditinjau dari Activity Daily Living (Accessibility as the form of PWD Physical in Accessing the Public Service Facilities). Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(2), 120-132.
  9. Hutchinson, E. D. (2019). Dimensions of Human Behavior: Person and Environment. Thousand Oaks: Sage Publication.
  10. Isfandari, S., & Roosihermiatie, B. (2018). Higher Disability Risk Among People With Non-Communicable Disease: Riskesdas 2013 Further Analysis for People with Disability Program Development. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 21(4), 254 - 260. doi:http://dx.doi.org/10.22435/hsr.v2Ii4.221
  11. Karabanow, J. (2004). Making Organization Work: Exploring Characteristics of anti-oppressive organization structures in street youth shelters. Journal of Social Work(4), 47-60.
  12. Luthfiyah, N. (2018). Peningkatan Peran Forum Peduli Anak Disabilitas dalam Pemenuhan Hak Anak Disabilitas di Desa Mekarsaluyu Kabupaten Bandung. PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial, 17(1), 55-77.
  13. Payne, M. (2014). Modern Social Work Theory 4th edition. London: Palgrave Macmillan.
  14. Peters, S. (2014). Disability Culture. Retrieved July 15, 2023, from Encyclopaedia Britannica: https://www.britannica.com/topic/disability-culture
  15. Riyanti, C., & Apsari, N. C. (2020). Gambaran Kebutuhan Aktualisasi Diri Penyandang Disabilitas Fisik Melalui Bekerja (The Overview of Self-Actualization Need of Physical Disability Person through Employment). Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 3(1), 40-52.
  16. Santoso, M. B., & Apsari, N. C. (2017). Pergeseran Paradigma dalam Disabilitas. Intermestics: Journal of International Studies, 1(2), 166-176. doi:10.24198/intermestic.v1n2.6
  17. Setiawan, E., & Apsari, N. C. (2019). Inclusive Education: Efforts to Realize Equality and Non-Discrimination in the Education Sector for Children with Disability. Sosio Informa, 5(3), 188-198.
  18. Strier, R., & Binyamin, S. (2014). Introducing Anti-Oppressive Social Work Practices in Public Services: Rhetoric to Practice. British Journal of Social Work, 44, 2095-2112.
  19. Wilson, A., & Beresford, P. (2000). "Anti-Oppressive Practice": Emancipation or Appropriation? British Journal of Social Work, 30, 553-573.
  20. Yasin, M. I., & Apsari, N. C. (2020). Pembinaan Orang dengan Disabilitas Rungu untuk Mendapatkan Pekerjaan. Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 393-405.
  21. Yayasan Biruku Indonesia. (n.d.). Retrieved 03 5, 2024, from https://yayasan-biruku-indonesia.business.site/#detailsness.site.
  22. Yuk Belajar Bahasa Isyarat Indonesia Bersama Parakerja. (n.d.). Retrieved 03 12, 2024, from https://parakerja.co.id/home/#home.