Vol. 12 No. 2 (2023): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Articles

Inovasi Sosial pada Penanganan Stunting: Penerapan Konsep Bapak Asuh Anak Stunting di Tambak Dahan, Subang, Provinsi Jawa Barat

Febtri Wijayanti
Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektivitas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), DKI Jakarta, Indonesia
Raphael Yudha
Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektivitas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), DKI Jakarta, Indonesia
Carolina
Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektivitas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), DKI Jakarta, Indonesia
Rachmini Saparita
Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa dan Konektivitas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), DKI Jakarta, Indonesia

Published 2023-08-10

Keywords

  • Inovasi sosial, Tata Kelola Kolaboratif, Stunting

How to Cite

Wijayanti, F. ., Yudha, R., Carolina, & Saparita, R. (2023). Inovasi Sosial pada Penanganan Stunting: Penerapan Konsep Bapak Asuh Anak Stunting di Tambak Dahan, Subang, Provinsi Jawa Barat. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 12(2). https://doi.org/10.33007/ska.v12i2.3239

Abstract

Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) merupakan salah satu strategi pemerintah daerah untuk menggugah partisipasi birokrasi khususnya untuk bersama mengupayakan penanganan percepatan penurunan stunting di masyarakat. Karena penanganan stunting membutuhkan kerjasama sinergis berbagai pihak, maka tata kelola kolaboratif menjadi opsi yang layak dipertimbangkan. Tulisan ini membahas tata kelola kolaboratif yang inovatif dengan mengangkat kasus implementasi BAAS melalui dapur sehat (Dashat). Inovasi yang diangkat adalah inovasi sosial, dimana program BAAS melalui Dashat adalah salah satu wujud dari penyelesaian masalah pada masyarakat melalui inovasi sosial. Penelitian menggunakan metode kualitatif, sementara data dan informasi diurai secara deskriptif analitis. Kolaborasi merupakan rekomendasi strategis pada implementasi program BAAS Kabupaten Subang. Kasus di Kecamatan Tambakdahan membuktikan strategi yang tepat untuk mewujudkan tata kelola kolaboratif yang efektif adalah dengan mengakomodasi penerapan inovasi sosial sehingga tujuan publik yang strategis yaitu percepatan penurunan stunting dapat tercapai. Namun, inovasi sosial memerlukan prasyarat yang mendukung antara lain: 1) kepemimpinan, 2) kesamaan pemahaman mengenai urgensi program, 3) komunikasi efektif antar jenjang, 4) kolaborasi yang baik antar pihak, dan 5) modal sosial. Modal sosial sangat penting agar pencegahan dan penangangan stunting mendapatkan perhatian dan bantuan dari masyarakat. Penanganan dan pencegahan stunting memerlukan kerjasama berbagai pihak yang ada di desa, dari pemerintah desa dan terutama masyarakatnya. Tantangan dalam menjalankan inovasi sosial ini bagi pelaku inovasi antara lain: sikap pesimis dari lingkungan sekitar, dukungan dari pemimpin, dan sikap kepemimpinan.

References

  1. Aga, D., Noorderhaven, N., & Vallejo, B. (2016). Transformational leadership and project success: The mediating role of team-building. International Journal of Project Management, 34(5), 806-818.
  2. Ansell, C., & Gash, A. (2007). Collaborative Governance in Theory and Practice. Journal of Public Administration Research and Theory, 543-571. doi:doi:10.1093/jopart/mum032
  3. BKKBN. (2021). Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung Keluarga Berkualitas . Jakarta: BKKBN.
  4. BKKBN. (2022). Bapak Asuh Anak Stunting. Retrieved Januari 31, 2023, from https://tebas.online/
  5. Colorafi, K. J., & Evans, B. (2016). Qualitative descriptive methods in health science research. Health Environments Research & Design Journal, 9(4), 16-25. doi:10.1177/1937586715614171
  6. Emerson, K., Nabatchi, T., & Balogh, S. (2011). An Integrative Framework for Collaborative Governance. Journal of Public Administration Research and Theory, 1-29. doi:doi:10.1093/jopart/mur011
  7. Evans, B. C., Belyea, M. J., Coon, D. W., & Ume, E. (2012). Activities of daily living in Mexican American caregivers: The key to continuing informal care. Journal of Family Nursing, 18, 439-466. doi:410.1177/1074840712450210
  8. Gustafson, P., & Hertting, N. (2017). Understanding Participatory Governance: An Analysis of Participants’ Motives for Participation. American Review of Public Administration, 47(5). doi:10.1177/0275074015626298
  9. Hastig, G. M., & Sodhi, M. S. (2020). Blockchain for Supply Chain Traceability: Business Requirements and Critical Success Factors. Production and Operation Management, 29(4). doi:10.1111/poms.13147
  10. Kementerian Kesehatan. (2018). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
  11. Kementerian Kesehatan. (2022a). Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
  12. Kementerian Kesehatan. (2022b). Survey Status Gizi Indonesia 2022. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
  13. Khemani, S. (2020). An Opportunity to Build Legitimacy and Trust in Public Institutions in the Time of COVID-19. World Bank.
  14. Kübler, D., Rochat, P. E., Woo, S. Y., & Heiden, N. v. (2020). Strengthen Governability Rather than Deepen Democracy: Why Local Governments Introduce Participatory Governance. International Review of Administrative Sciences, 86(3). doi:10.1177/0020852318801508
  15. Morais-Da-Silva, & Luiz, R. (2016). Scaling Up Social Innovation: a meta-synthesis. Mackenzie Management Review, 17(6).
  16. Moulaert, F., Mehmood, A., MacCallum, D., & Leubolt, B. (2017). Social Innovation as a Trigger for Transformations - The Role of Research. doi:10.2777/68949
  17. Muhtar, M., Pudjianto, B., & Habibullah, H. (2022). Social approach to stunting prevention in Blora, Central Java, Indonesia. Simulacra, 5(2), 13-28.
  18. Murray, R., Caulier-Grice, J., & Mulgan, G. (2010). The Open Book of Social Innovation. London: NESTA.
  19. Newig, J., Challies, E., Jager, N. W., Kochskaemper, E., & Adzersen, A. (2018). The Environmental Performance of Participatory and Collaborative Governance: A Framework of Causal Mechanisms. policy Studies Journal, 46(2). doi:10.1111/psj.12209
  20. Oliveira, L. S., Echeveste, M. E., & Cortimiglia, M. N. (2018). Critical success factors for open innovation implementation. Journal of Organizational Change Management, 31(6), 1283-1294.
  21. Pujiharto, S., Maryunani, & Manzilati, A. (2018). Identifikasi Modal Sosial Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Semarang. Sosio Konsepsia , 8(no. 01), 14-29. doi:https://doi.org/10.33007/ska.v8i1.1539
  22. Republik Indonesia. (2021). Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara.
  23. Supriyanto, A., & Jannah, L. (2022). Analisis Integrasi Kebijakan Upaya Konvergensi Program Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Lebak. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 11(2), 349 - 363.
  24. TPPS Kabupaten Subang. (2022). Penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022. Subang: Pemerintah Kabupaten Subang.
  25. Westley, F., & Antadze, N. (2010). Making a Difference: Strategies for Scaling Social Innovation for Greater Impact. Innovation Journal, 15(2).