Sosio Informa : Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma <p>Sosio Informa (p-ISSN 2442-8094 / e-ISSN <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/1456989045" target="_blank" rel="noopener">2502-7913</a>) is the new name for the Majalah Informasi Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial. Sosio Informa is an open access, peer-reviewed journal, and has been accredited by <a href="https://drive.google.com/file/d/1rROCIQS0yiJ7uXwJ-TKCqvuYNHllhLdo/view?usp=sharing" target="_blank" rel="noopener">Indonesian Institute of Sciences with Second Grade (SINTA 2)</a>. Our main goal is to disseminate current and original articles on the results of literature reviews and critical thinking studies on social welfare development. Sosio Informa is published three times a year and submissions are open year-round. Before submitting, please ensure that the manuscript is in accordance with our <a href="https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/about/editorialPolicies#focusAndScope">focus and scope</a>, written in Bahasa Indonesia, and follows our <a href="https://ejournal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/about/editorialPolicies#focusAndScope">author guidelines</a> &amp; <a href="https://drive.google.com/file/d/0B9DubS9Hr35fcnFMTUpPbGRhVG8/view?usp=sharing">manuscript template</a>.</p> Politeknik Kesejahteraan Sosial en-US Sosio Informa : Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial 2442-8094 <h4>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</h4> <ol type="a"> <ol> <li>Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/" target="_new">Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License</a> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li>Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> <li>Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See <a href="http://opcit.eprints.org/oacitation-biblio.html" target="_new">The Effect of Open Access</a>).</li> </ol> </ol> THE IMPACT OF SOCIAL SERVICES ON THE PSYCHOSOCIAL ELDERLY IN NURSING HOMES https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3191 <p><em>The provision of social services for the elderly has a significant impact on how the elderly adapt to internal and external changes in themselves. This is able to support the degree of welfare for the elderly through social services. Social services are needed so that the elderly can overcome all their problems and meet their demands. Therefore, it is believed that social services will be beneficial for the elderly. The purpose of this study was to analyze the impact of social services on the psychosocial well-being of nursing home residents. The research technique uses a qualitative approach with secondary data (literature review) as a source of data collection. The results of the literature review show that social services for the elderly provided in orphanages have so far had a positive influence on both psychological and social elements. Psychosocial problems faced by the elderly in orphanages can be solved with the help of social services. In addition, these social services can also meet the psychosocial needs of the elderly. However, not every provision of social services carried out at the orphanage has a good impact on the elderly. This is due to the fact that social services face problems and obstacles. In order to optimize the services provided to the elderly, efforts should be made to overcome these problems and barriers.</em></p> Yusuf Krisman Gea Santoso Tri Raharjo Gigin Ginanjar Kamil Basar Copyright (c) 2023 Yusuf Krisman Gea, Santoso Tri Raharjo, Gigin Ginanjar Kamil Basar https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-09-18 2023-09-18 9 1 10.31595/inf.v9i1.3191 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGANGKATAN ANAK DOMESTIK DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN ANAK : KAJIAN LITERATUR https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3160 <p>Implementasi kebijakan pengangkatan anak domestik di Indonesia menjadi isu yang semakin penting dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak terlantar yang membutuhkan pengasuhan keluarga. Meskipun kebijakan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi anak-anak yang terlantar, namun dalam pelaksanaannya seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji implementasi kebijakan pengangkatan anak domestik dalam meningkatkan kesejahteraan anak. Metode penulisan artikel didasarkan pada kajian literatur melalui penelusuran dalam database online Scopus, Google Scholar, ProQuest, dan ScienceDirect dengan menggunakan aplikasi <em>Publish or Perish </em>(PoP) dan ditemukan 20 artikel yang memenuhi kriteria terkait implementasi kebijakan pengangkatan anak domestik. Hasil kajian ini menjelaskan bahwa implementasi kebijakan pengangkatan anak domestik dapat dikaji berdasarkan isi kebijakan yang mencakup Standar Operasional Prosedur (SOP), kejelasan isi, sasaran dan kualitas kebijakan; peluang dan tantangan yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Peluang tersebut diantara memberikan perlindungan dan keamanan bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga atau terlantar, menyediakan akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik bagi anak yang diadopsi dan adanya stabilitas dan pengasuhan secara permanen dari keluarga pengganti bagi anak yang diadopsi. Selanjutnya, terdapat berbagai tantangan baik secara struktural dan kultural dalam implementasi kebijakan pengangkatan anak domestik di Indonesia. Berdasarkan hasil kajian tersebut, maka implementasi kebijakan pengangkatan anak domestik dapat diperbaiki pada aspek isi kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi anak-anak yang membutuhkan pengasuhan keluarga. </p> <p><em> </em></p> <p><strong> </strong><strong>Kata Kunci: </strong>implementasi kebijakan, kebijakan pengangkatan anak, kesejahteraan anak, perlindungan anak</p> Fetty Familda Johanna Debora Imelda Copyright (c) 2023 Fetty Familda, Johanna Debora Imelda https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-08-01 2023-08-01 9 1 PERAN LANSIA DI DALAM KELUARGA: SATU TINJAUAN KONSEPTUAL https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3101 <p>Meskipun fase lansia sering ditandai dengan kemunduran dalam berbagai aspek, lansia juga masih memiliki potensi yang dapat disumbangkan dalam kehidupan keluarga. Ini adalah artikel konseptual yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaturan hidup warga lansia serta peran peran yang mereka mainkan di dalam keluarga. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan cara mengumpulkan literatur yang relevan untuk kemudian dianalisis, sehingga menghasilkan tema-tema sesuai tujuan kajian. Pengaturan hidup lansia terdiri dari lansia yang tinggal bersama keluarga inti, tinggal bersama keluarga besar, tinggal bersama pasangan, tinggal dalam lembaga sosial/panti dan lansia yang tinggal sendiri. Berdasarkan data lansia umumnya tinggal bersama keluarga, sehingga mereka dapat memainkan berbagai peran dalam keluarga. Peran lansia di dalam keluarga terdiri dari peran sebagai pengasuh anggota keluarga, peran sebagai pengatur rumahtangga, peran sebagai penasehat keluarga, peran sebagai pemecah masalah keluarga, peran sebagai pelindung anggota keluarga, dan dan peran sebagai pendidik. Kesimpulan dari kajian ini bahwa lansia mampu menjalankan berbagai peran di dalam keluarga, oleh karena lansia harus senantiasa dilibatkan dan diberikan kesempatan untuk menyumbangkan kemampuannya dalam kehidupan keluarga. </p> <p> </p> <p><strong><em>Kata Kunci</em></strong><em>: </em>lansia, peran, keluarga</p> Syamsuddin Syamsuddin Copyright (c) 2023 Syamsuddin Syamsuddin https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-08-01 2023-08-01 9 1 PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL DI KOTA METROPOLITAN DAN KOTA NON METROPOLITAN https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3091 <p>Jaminan sosial sangat dibutuhkan untuk memberikan perlindungan pada saat pekerja mengalami risiko</p> <p>risiko kerja sehingga menciptakan ketenangan dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui</p> <p>apakah jenis kota berasosiasi dengan partisipasi pekerja pada jaminan sosial ketenagakerjaan, serta</p> <p>mengetahui apakah faktor status kontrak kerja mempengaruhi kepesertaan jaminan sosial</p> <p>ketenagakerjaan. Penelitian ini menggunakan regresi logistik biner. Data analisis yang digunakan</p> <p>adalah data Sakernas Agustus 2021 dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial dengan</p> <p>pengolahan menggunakan aplikasi Stata 15.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang</p> <p>memiliki status pekerjaan yang tetap, jangka panjang maka semakin besar peluang kepesertaan jaminan</p> <p>sosial ketenagakerjaan. Hal ini terlihat berdasarkan hasil inferensial bahwa pekerja yang memiliki</p> <p>perjanjian lisan berpeluang sebesar 0,610 kali, berstatus PKWT sebesar 6,717 kali dan berstatus</p> <p>PKWTT sebesar 22,888 kali berpartisipasi pada jaminan sosial dibandingkan pekerja yang tidak</p> <p>memiliki status kontrak kerja. Temuan lainnya bahwa variabel jenis kota menunjukkan hubungan yang</p> <p>positif dan signifikan terhadap partisipasi jaminan sosial ketenagakerjaan. Tidak hanya itu saja, kota</p> <p>metropolitan lebih banyak berpartisipasi pada jaminan sosial jika dibandingkan dengan kota non</p> <p>metropolitan. Selain faktor status kontrak kerja dan jenis kota, terdapat variabel demografi seperti jenis</p> <p>kelamin, status perkawinan, umur, umur kuadrat, Tingkat pendidikan, ukuran rumah tangga, status</p> <p>pekerjaan yang secara signifikan berpengaruh pada partisipasi jaminan sosial ketenagakerjaan. Temuan</p> <p>penelitian terlihat bahwa variabel jenis kelamin, status perkawinan, umur, umur kuadrat, tingkat</p> <p>pendidikan terakhir dan status pekerjaan berpengaruh positif sedangkan Variabel ukuran rumah tangga</p> <p>berpengaruh negatif signifikan memengaruhi partisipasi pekerja dalam jaminan sosial ketenagakerjaan.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>jaminan sosial, metropolitan, kontrak kerja</p> Yanti Astrelina Purba Ruth Meilianna Copyright (c) 2023 Yanti Astrelina Purba, Ruth Meilianna https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-08-27 2023-08-27 9 1 10.31595/inf.v9i1.3091 UPAYA PEREMPUAN RENTAN SOSIAL EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3075 <p style="font-weight: 400;">Artikel ini membahas tentang upaya perempuan rentan sosial ekonomi untuk memperoleh kesempatan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarganya. Program pemberdayaan dianggap menjadi upaya untuk mencapai tujuan diatas. Pemberdayaan perempuan tidak akan terlepas dari pemberdayaan masyarakat yang tujuannya untuk mewujudkan masyarakat mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari keterbelakangan atau kemiskinan. Partisipasi perempuan dalam sektor publik sebagai peran ganda perempuan. Pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah karena pendapatan terbatas untuk menghidupi keluarga, sehingga banyak ibu yang menjadi penyelamat ekonomi keluarga, yaitu ikut serta mencari tambahan pendapatan. Upaya pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan keterampilan agar dapat bekerja dan memperoleh penghasilan yang layak, sehingga membantu perekonomian keluarga. Artikel ini adalah kajian literatur yang mencoba menyajikan ide penulisan ini secara sistematis tentang upaya perempuan untuk mengurangi kemiskinan dengan melakukan diversifikasi dan mengelola pengeluaran yang berkaitan dengan kebutuhan pangan, sandang dan sosial. Proses pemberdayaan diasumsikan bahwa perempuan di dalam kelompok sosial masyarakat terbawah sekalipun bisa terangkat dan muncul menjadi bagian masyarakat menengah ke atas. Konsep pemberdayaan perempuan menempatkan perempuan rentan sosial ekonomi untuk mengembangkan diri dan mengarahkan mereka untuk berkembang dan menjadi masyarakat berdaya. Pada akhirnya perempuan memiliki kemampuan memperbaiki kualitas hidup dan meningkatkan taraf kehidupan keluarga berdasarkan sumber daya dan potensi yang ada.</p> Soetji Andari Febby Febriyandi YS Martino Martino Elly Kuntjorowati Akhmad Purnama Listyawati Listyawati Husmiati Yusuf Murdiyanto Murdiyanto Copyright (c) 2023 Soetji Andari, Husmiati Yusuf, elly Kuntjorowati , Akhmad Purnama, Listyawati Listyawati, Febby Febriyandi YS , Martino Martino, Murdiyanto Murdiyanto https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-02-17 2023-02-17 9 1 KEPATUHAN WARGA SELAMA SITUASI KRISIS DALAM MENJAGA KONDISI KESEJAHTERAAN SOSIAL: REFLEKSI ATAS KEBIJAKAN RESTRIKTIF PANDEMI COVID-19 https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3070 <p>Pandemi Covid-19 sebagai krisis telah berdampak negatif pada seluruh segi kehidupan manusia,</p> <p>terutama terhadap kesejahteraan sosial. Artikel konseptual ini menyajikan refleksi psikologis-sosial</p> <p>terkait pandemi dari hasil tinjauan literatur, dengan menggunakan pendekatan naratif yakni ikhtisar</p> <p>naratif terhadap sejumlah artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal didapatkan melalui data</p> <p>base elektronik mitra bestari (<em>peer-review</em>) dalam kurun waktu Desember 2019-September 2022.</p> <p>Secara khusus artikel ini berfokus pada kepatuhan warga masyarakat terhadap kebijakan yang</p> <p>dipersepsikan restriktif dalam masa krisis yang diakibatkan pandemi. Hasil analisis tematik dan sintesis</p> <p>naratif agregatif terhadap 34 artikel yang memenuhi kriteria menunjukkan antara lain: 1) persepsi,</p> <p>sikap, emosi, keyakinan, kepribadian, moralitas, dan pengaruh sosial sebagai anteseden psikologis; 2)</p> <p>Orientasi nilai budaya kolektivistik-individualitik sebagai asperk budaya; 3) Kerawanan dan</p> <p>ketidakamanan ekonomik; 3) komunikasi sebagai aspek sosial; 4) kepercayaan kepada pemerintah dan</p> <p>orientasi politik; 4) jumlah orang dalam ruang terbuka dalam jarak sosial sebagai aspek spasial</p> <p>geografis; dan 5) perbedaan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan dari karakteristik demografis.</p> <p>Implikasi praktis hasil tinjauan disajikan dalam pembahasan. Saran dibuat sehubungan dengan</p> <p>implikasi teoritis khususnya bagi penelitian lanjutan dan implikasi praktis terutama intervensi sosial</p> <p>yang relevan terutama di masa depan</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>kepatuhan, refleksi, pandemi covid-19, kesejahteraan sosial, kebijakan restriktif</p> Bonar Hutapea Togiaratua Nainggolan Fransisca Iriani Roesmala Dewi Copyright (c) 2023 Bonar Hutapea, Togiaratua Nainggolan, Fransisca Iriani Roesmala Dewi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-08-27 2023-08-27 9 1 10.31595/inf.v9i1.3070 FORMULA MODEL PEMBERDAYAAN ISTRI-ISTRI NARAPIDANA TERORIS: UPAYA PENANGANAN TERHADAP TINDAKAN TERORISME DAN RADIKALISME DI INDONESIA https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3062 <p>Pemberdayaan istri-istri narapidana teroris (napiter) merupakan bagian penting dalam rangka memutuskan mata rantai radikalisme pada individu, keluarga dan masyarakat. Permasalahannya bahwa pemberdayaan pada istri-istri napiter ini belum menjadi fokus perhatian dari seluruh <em>stakeholder</em> yang bergerak dalam kegiatan penangggulangan radikalisme dan terorisme. Artikel ini bertujuan untuk membahas dan menganalisa mengenai pentingnya pemberdayaan istri-istri napiter untuk mencegah radikalisme melalui kajian literatur. Pemberdayaan istri-istri napiter perlu dilakukan dengan formula dan pendekatan antara lain; sosial, ekonomi, psikologi, <em>social trust</em>, komunikasi dua arah, dan perubahan cara pandang. Pendekatan dan formula ini perlu diimplementasikan secara holistik bukan parsial agar dapat memberikan solusi bagi pemberantasan radikalisme dan terorisme secara tepat. Hasil dari kajian ini bahwa pemberdayaan istri-istri napiter memang belum dilaksanakan secara spesifik untuk mereka. Artinya pemberdayaan istri-istri napiter belum ada secara khusus menargetkan kelompok sasarannya berasal dari mereka. Jika ada pun program mereka dilaksanakan bersamaan dengan suaminya yang notabene adalah eks napiter. Program-program pemberdayaan yang melibatkan istri-istri napiter dalam rangka pemberantasan radikalisme dan terorisme perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.</p> Muhtadi Muhtadi Rasid Rasid Copyright (c) 2023 Muhtadi Muhtadi, Rasid Rasid https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-02-17 2023-02-17 9 1 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WAKAF DALAM MENDUKUNG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3050 <p>Pada masyarakat muslim, ada instrumen dana sosial yang dapat dikelola untuk mendukung kegiatan penanganan masalah sosial dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satunya wakaf. Wakaf merupakan salah satu dana sosial Islam yang sifat aset dan dananya harus dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Bentuk wakaf telah berkembang, salah satu yang berkembang saat ini adalah wakaf uang. Kajian ini menggunakan studi literatur untuk mengetahui peranan wakaf dalam usaha kesejahteraan sosial khususnya aspek kebijakan sosial, kelembagaan dan partisipasi masyarakat. Kajian ini menjelaskan bahwa kebijakan wakaf di Indonesia secara konsepsi dan implementasi mampu mengembangkan kesadaran dan tanggungjawab sosial masyarakat hal ini dapat dilihat dari besarnya dukungan pemerintah dan dukungan masyarakat. Pada sisi lain, secara kelembagaan dan pengelolaan dana wakaf bersifat berkelanjutan yang hasilnya harus digunakan untuk kemanfaatan publik, karena itulah maka wakaf merupakan salah kebijakan sosial yang mendukung kesejahteraan sosial. Implementasi UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf saling menguatkan dengan UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Wakaf dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial jika melibatkan dukungan masyarakat, pengelola dan lembaga yang profesional dalam menerapkan prinsip tata kelola yang baik.</p> Budiman Mahmud Musthofa Banu Muhammad Haidlir Copyright (c) 2023 Budiman Mahmud Musthofa, Banu Muhammad Haidlir https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-02-17 2023-02-17 9 1 KELUARGA DAN ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DALAM PERSPEKTIF SOSIOKULTURAL https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3047 <p>Keluarga adalah salah satu lingkungan dimana anak tinggal dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Seyogyanya anak terhindar dari berbagai hal yang merusak sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara wajar. Kajian ini menggali bagaimana hubungan keluarga dan anak yang berkonflik dengan hukum. Tujuan kajian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan keluarga terhadap fenomena anak yang berkonflik dengan hukum. Selain itu, kajian ini merekomendasikan upaya yang perlu dilakukan dalam pencegahan terjadinya kasus hukum yang melibatkan anak. Kajian merupakan kajian literatur dalam panduan perspektif Teori Sosiokultural Vygotsky. Teori Sosiokutural menekankan bahwa tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh konteks sosiokultural dimana anak tumbuh. Bagi Vygotsky, perkembangan adalah sebuah proses pemagangan. Anak akan tumbuh dan berkembang baik apabila berada di lingkungan yang baik bersama dengan orang-orang yang baik dan begitupun sebaliknya. Buruknya tumbuh kembang anak karena berada di lingkungan yang buruk dan keluarga menjadi salah satu faktor terjadinya perilaku yang berkonflik dengan hukum pada anak. Permasalahan anak yang berkonflik dengan hukum merupakan hasil interaksi individu anak dan keluarganya. Penelitian ini adalah kajian literatur dengan model atau jenis argumentatif yang mengkaji literatur secara selektif yang mendukung argumen, asumsi atau masalah yang sudah ada dalam literatur. Pola asuh keluarga yang buruk terhadap anak, tindak kekerasan dan masalah yang terjadi dalam keluarga memiliki pengaruh terhadap perilaku anak berkonflik dengan hukum. Tulisan ini merekomendasikan pentingnya pengasuhan yang baik kepada anak, penghindaran tindakan kekerasan terhadap anak dan konflik keluarga untuk mencegah terjadinya perilaku anak yang berkonflik dengan hukum.</p> Rahmat Syarif Hidayat Nunung Nurwati Binahayati Rusyidi Kanya Eka Santi Copyright (c) 2022 Rahmat Syarif Hidayat, Nunung Nurwati, Binahayati Rusyidi, Kanya Eka Santi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2022-08-31 2022-08-31 9 1 10.31595/inf.v8i2.3047 PENYALURAN ZAKAT KE SEKTOR PERTANIAN SEBAGAI STRATEGI PEMBERDAYAAN DAN KETAHANAN PANGAN KELUARGA https://e-journal.kemensos.go.id/index.php/Sosioinforma/article/view/3045 <p>Sektor pertanian mempunyai peluang sebagai tumpuan perekonomian nasional karena dijadikan sandaran penopang sebagian besar kehidupan. Penyelesaian persoalan kesenjangan ekonomi yang disolusikan Islam adalah dengan berjamaah melalui zakat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran dan fungsi zakat sebagai upaya melakukan pemberdayaan yang menguatkan ketahanan pangan keluarga. Metode penulisan didasarkan pada kajian pustaka dengan <span style="text-decoration: line-through;">pendekatan</span> melakukan analisis deskriptif kualitatif. Pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui kajian dokumen dari berbagai sumber seperti buku, perundangan, fatwa dan artikel dengan pencarian secara online yang diaplikasikan kemudian dianalisis menggunakan analisis isi. Hasil analisis menemukan, bahwa zakat merupakan dana sosial yang dapat berfungsi sebagai sumber dana yang signifikan untuk pemberdayaan ekonomi sosial (umat). Zakat dapat didistribusikan sebagai pendanaan pada sektor pertanian untuk mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan keluarga melalui mekanisme atau skema penyaluran (permodalan) dengan beberapa model, yaitu: (1) bagi hasil; (2) pinjaman 0% <em>(Qard Hasan); </em>(3) penguatan usaha, dan (4) sedekah dan/atau hibah (<em>khairiyah</em>). Sistem pertanian yang dikembangkan untuk menjadi budaya setiap keluarga, sehingga menjadi ketahanan pangan dengan menerapkan sistem pertanian terpadu “<em>low-external input and sustainable agriculture</em>”, baik skala rumahan maupun skala kelompok atau produksi. Dengan pola pemberdayaan seperti ini dan dengan penggunaan teknologi dapat mewujudkan sentra pertanian komperehensif pada masa depan. Melalui pola pemberdayaan ini, produksi dan pemasaran dijalankan sekaligus, dengan membangun “<em>agriculture industry</em>” dan “<em>farming market</em>”. Lokasi sentra pertanian yang dikembangkan di desa dapat juga dijadikan sebagai desa edukasi, wisata dan budaya. Desa ini juga dapat dijadikan lokasi penelitian dan pelatihan/praktikum pendidikan, karena memuat pembudayaan pola pertanian terpadu yang sarat akan nilai-nilai kearifan lokal dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.</p> Amin Songgirin Ahmad Maulidizen Copyright (c) 2023 Ahmad Maulidizen, Amin Songgirin https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2023-02-17 2023-02-17 9 1