KAMPUNG SIAGA BENCANA SEBAGAI INSTRUMEN KEBIJAKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI INDONESIA: POLITIK PEMBANGUNAN DAN PARTISIPASI DALAM DISKURSUS PEMBANGUNAN KEBENCANAAN

How to Cite

Belanawane S., M. (2023). KAMPUNG SIAGA BENCANA SEBAGAI INSTRUMEN KEBIJAKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI INDONESIA: POLITIK PEMBANGUNAN DAN PARTISIPASI DALAM DISKURSUS PEMBANGUNAN KEBENCANAAN. Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 5(1), 292–324. https://doi.org/10.33007/ska.v5i1.160

Abstract

“Berbasis-komunitas†merupakan ‘kesayangan’ baru dalam perbendaharaan pembangunan di dunia yang semakin mengglobal, dan saat ini seperangkat konsep dan model diskursif tersebut telah menyapu hampir seluruh lanskap pembangunan, tanpa terkecuali dalam bidang kebencanaan melalui apa yang disebut kerangka kerja pengurangan risiko bencana. Indonesia sebagai salah satu negara yang paling terdampak oleh bencana baik alam maupun buatan manusia, pun benar-benar merangkul inisiatif ini, tidak hanya secara  legal-formal  melalui  peratifikasian  agenda  global  dalam  manajemen  risiko  bencana,  tetapi  juga hingga secara domestik mempraktikkannya melalui program berskala besar seperti Desa Tangguh Bencana (DTB) dan Kampung Siaga Bencana (KSB). Tulisan ini, dengan menggunakan studi kasus KSB, ingin mengargumentasikan bahwa inisiatif kebijakan ini merupakan bagian dari pergeseran paradigma yang lebih
luas dalam pembangunan dari bentuk dipimpin-negara ke dipimpin-pasar yang sekarang telah semakin
mengambil bentuknya di Indonesia setelah era-otoriter Orde Baru. Lebih jauh lagi, dengan mengeksplorasi
teori dan praktik diskursus yang berkembang dalam bidang kajian titik temu pembangunan-bencana, seperti
partisipasi, desentralisasi, komunitas, penulis menemukan bahwa terdapat kesalah-kaprahan reduksionis
dan penyederhanaan yang melekat dan berlaku dalam memahami konsep-konsep yang sebenarnya sangat
sarat-nilai ini pada ranah kebijakan kebencanaan di Indonesia. Akibatnya, dan ini menjadi temuan sekaligus
rekomendasi sentral penelitian ini, karena dilatar-belakangi diskursus dan praktik kebijakan politis, aktivitas
berbasis-komunitas menjadi diperlakukan sebagai hasil, bukan lagi menjadi fundamen bagi partisipasi
masyarakat yaitu dengan memperlakukannya sebagai proses, dalam pengurangan risiko bencana.
https://doi.org/10.33007/ska.v5i1.160
Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Copyright (c) 2016 Muhammad Belanawane S.

Downloads

Download data is not yet available.